Terbaru

Minggu, 26 Februari 2012

Pesan Imam Al-Ghozali

Suatu hari Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya dan kemudian beliau memberikan pertanyaan teka-teki…
Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu adalah janji Allah SWT bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati (Surah Ali-Imran : 185).
kematianImam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Iman Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Imam Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : BumiImam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf : 179).
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah SWT) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah SWT), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah SWT). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Imam Ghazali : “Apa yang paling berat di dunia?”
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72).
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[*] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.
[*]: Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allad SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah.
Imam Ghazali : “Apa yang paling ringan di dunia ini?”
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Imam Ghazali : Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat.
Imam Ghazali : “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini?”
Murid-murid dengan serentak menjawab : Pedang
Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Akhlak Rasulullah

1) Baginda berdoa dengan penuh khusyuk dan airmatanya sentiasa berlinangan
2) Wajahnya sentiasa ceria yang menyejukkan mata memandangnya
3) Sangat elok dan sempurna wajahnya
4) Baginda memilik perasaan yang halus
5) Suka makan beramai-ramai daripada berseorangan
6) Bencikan kemegahan dan perhiasan yang cantik melambangkan kesombongan dan kemegahan
7) Beliau makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang
Tidak pernah mengumpat , mencerca atau menghina orang lain
9) Baginda memelihara rambutnya dengan kemas
10) Baginda memakai serban di atas kopiahnya
11) Suka membalas hadiah
12) Baginda mengucapkan salam kepada ahli rumah ketika hendak keluar atau masuk
13) Baginda sangat berlemah-lembut dengan isterinya dan ahli keluarganya
14) Sentiasa memulakan salam kepada sesiapa yang ditemuinya
15) Baginda bersalaman dengan sahabatnya dan memeluk mereka ketika berjumpa
16) Ketika berjabat tangan ia tidak melepaskan tangannya sehinggalah orang dijabatnya itu melepaskan tangannya
17) Apabila melepasi kumpulan kanak-kanak , baginda mengangkat tangannya tanda hormat kepada mereka
1 Tidak menatap atau merenung wajah orang lain lama-lama
19) Tidak bangun dari sesuatu majlis makan sehingga tetamu lain bangun
20) Tidak pernah menjulurkan kakinya di depan para sahabat
21) Baginda suka bercakap lambat-lambat dan menyebut perkataan dengan jelas
22) Sentiasa menumpukan perhatian kepada orang yang bercakap dengannya
23) Tidak pernah ketawa terbahak-bahak tetapi hanya tersenyum lembut
24) Sangat fasih dan manis dalam tutur bicara
25) Tersangat sabar dan tabah bila menghadapi setiap cabaran dan kesusahan
26) Amat kasih terhadap umatnya
27) Tidak pernah mengambil rezeki kurnian Allah melebihi keperluan makan minumnya
2 Rezeki yang melebihi keperluan akan ditaburkan untuk jihad Fisabilillah
29) Sentiasa membantu orang lain walaupun ia sendiri dalam kesusahan
30) Tidak pernah menghina orang miskin dan tidak rasa terhina bergaul dengan mereka
31) Suka menziarahi orang sakit
32) Amat pemurah hingga digambarkan seperti angin lalu pemurahnya
33) Baginda tidak suka tidur di bilik gelap dan di bawah bumbung yang terbuka dan tidak beratap
34) Tangannya tidak pernah menyentuh kulit wanita ajnabi
35) Bersikap tegas , pemaaf dan pengasih dalam perjuangan
36) Beliau mengambil wudhu’ sebelum tidur dan berzikir hingga lena
37) Sangat menghormati orang-orang tua dan mengasihani orang-orang muda dan kanak-kanak.
by, Roslan Al Farabi

Minggu, 20 November 2011

Wasiat Terakhir Imam Al-Ghazali

Imam Ghazali terbangun pada dini hari dan sebagaimana biasanya melakukan shalat dan kemudian beliau bertanya pada adiknya, “Hari apakah sekarang ini?” 
Adiknya pun menjawab, “Hari senin.”
Beliau kemudian memintanya untuk mengambilkan sajadah putihnya, lalu beliau menciumnya, Menggelarnya dan kemudian berbaring diatasnya s…ambil berkata lirih, “Ya Allah, hamba mematuhi perintahMu,”
… dan beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya.Di bawah bantalnya mereka menemukan bait-bait berikut, ditulis oleh Al-Ghazali ra., barangkali pada malam sebelumnya.
“Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku, mati Menangis untukku dan berduka bagiku
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku
Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku,
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging
Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu.
Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi,
Dibentuk oleh debu ,yang menjadi singgasanaku,
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sbg kenangan
Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku
Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi,
Hingga hari ini , aku sebelumnya mati, meskipun hidup diantara mu.
Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kubur ku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih
Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.
Rumah kalian bukanlah tempat ku lagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tapi itu adalah kehidupan,
Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,
Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang
Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada KaruniaNya dan datanglah tanpa takut.
Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya
Badan badan yang berasal sama
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita
Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.
Source http://www.ghazali.org/
Shared By Catatan Catatan Islami Pages

Bingkisan spesial untuk saudaraku semua..

(Bingkisan
spesial untuk saudaraku yang ku cintai karena Allah)

Seandainya bisa ku ucap
cinta dengan bahasa lisan
Maka akan ku katakan aku
mencintaimu
Seandainya bisa ku bahasakan
cinta lewat bahasa tubuhku
Mungkin kan ku ucap cinta dalam tiap gerakanku
Seandainya pun aku bisa
membahasakan cintaku
Lewat indera penglihatanku
Maka akan ku beri tahu lewat
sorot mataku
Segenap cinta yang memenuhi
jiwaku
Ikhwah fillah, aku
mencintaimu karena Allah

Ikhwah
fillah…
          Jalan dakwah akan terasa amat panjang
          Jika kau hanya berjalan sendiri tanpa
bergandengan tangan

Ikhwah
fillah…
          Jalan dakwah akan teramat sunyi
          Jika kau hanya mengarunginya sendiri

Wahai
ikhwah…
          Amanah dakwah memang terasa begitu
sulit
Jika
tak ada jalinan ukhuwah yang akan saling meringankan
Pupusnya
ghirah dakwah di tengah perjuangan
Itu
pun kan jadi
halanagan yang akan s’lalu menggoyahkan

Bagaikan
sebuah pohon
Kita adalah
ranting-ranting dan daunya
Ada ranting yang kuat dan ada
ranting yang rapuh
Ada batang yang besar dan ada pula
yang kecil
Begitu juga
pada daun…
Ada yang segar dan ada pula
yang kering
Namun,
karena kita adalah satu tubuh
Kita akan
saling menopang dan saling menguatkan
Walau akan
ada daun-daun yang berguguran
Tapi kita
punya pucuk-pucuk daun
Yang akan
terus bermunculan dengan kesegaran
Dan
ghirohnya yang baru

Ikhwah
fillah…
Sungguh
suatu anugerah yang tiada terhingga
Allah
memberikan nikmat kebersamaan pada diri kita
Kita
dipertemukan dalam taman dakwah yang dipenuhi cinta-Nya
Bila
saja kerinduan hati pada Illahi dan RasulNya tertaut dalam butir-butir niat
sukma
Yang
menjelma pada azam yang tiada tara terteduh
dalam fitrah jiwa, lewat perjuangan
Di
jalan-Nya…

Maka
biarkanlah…
Relakanlah
peluh keringatmu bercucuran, mengikis habis simpanan kekuatan, menguras habis
pikiran, menyita semua waktumu, mengambil hak kepentingan pribadimu,
mengobrak-abrik jadwal istirahatmu, ataupun menggusur waktu-waktu luangmu…

Ikhlaskanlah
ikhwah fillah…
Mungkin
satu tetes keringatmu, bisa membawa perubahan
Mingkin
tenagamu, ‘kan
memberi keringanan
Mungkin
kerja keras otakmu, dapat menemukan sebuah jalan pembaharuan
Dan
mungkin pula…
Pengorbanan
waktumu, kan
memberi semangat pada saudaramu, begitu pula keikhlasanmu tuk dahulukan
kepentingan jamaah akan mengokohkan ruhiyah
Dan
kerelaaanmu untuk bergabung dalam aktivitas dakwah akan membawa berkah,
Anugerah,
hidayah, cinta dan juga ukhuwah…

Adakah
balasan yang tak sepadan?
Dan apakah
ada pengorbananmu yang kan
sia-sia?

Tidak
ikhwah, janji Allah tlah pasti, maka yakinlah…
Sungguh di
setiap kesulitan dan kepayahan Allah selipkan suatu kemudahan
Sungguh di
tengah kesedihan dan kegalauan, Allah limpahkan perhatian
Sungguh
benar ada diantara masalah dan tantangan dakwah,
Allah
berikan jalan keluar, Allah limpahkan petunjuk dan juga bimbingan
Untuk
selalu berada di jalanNya yang lurus

Mari
segenap hati-hati kita melayangkan risalah cinta kepada sang kekasih hati,
Sang
pecinta sejati, yang Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Mengetahui, dan yang
Maha segala-galanya, pencipta alam semesta, Allah Subhanahu wata’ala

Robbi…
Bimbing
diri ini menuju cintaMu, menggapai mahligai mahabbah RasulMu
Jadikan
getar-getar kerinduan ini terpatri dalam diri siapapun yang mampu menitiskannya
dalam jalan dakwahMu…

Robbi…
Satukan
hati kami dalam ikatan hati, jalinan ukhuwah dalam jalan dakwah ini. Saling
mengingatkan, saling menasehati, dan saling menguatkan. Sesungguhnya kami
adalah bersaudara (QS. 49:10)
Lembutkan
hati-hati kami hingga kami selalu peka dengan keadaan saudara-saudara seiman
kami…
Kuatkan iman
kami hingga kami semakin mantap dalam menjalani amanah dakwah yang dipercayakan
pada kami…
Tetapkan
hati kami hingga kami tak mudah goyah oleh rintangan dan hambatan yang datang,
Dan tak
mudah terbawa rayuan-rayuan manis yang ingin menghancurkan dan memisahkan kami
dari dakwah fisabilillah…
Robbi…
Jika jalan
ini adalah jalan yang benar-benar kau ridhoi
Maka,
jagalah kami untuk terus berada pada perjuangan di jalan dakwah Mu ini
Lindungi
kami dari kelemahan dan kealpaan kami…

Duhai
Allah…
Ampunilah
aku terhadap apa-apa yang orang tidak tahu tentang diriku
Dan
muliakan lah aku terhadap apa-apa yang mereka duga tentang diriku…
Amin….

Ditulis dengan penuh cinta, dari saudarimu... Xl_via...

Mood: creative

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu...!!!

Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa
sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak
tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah
berandai-andai ria. Pffhh.sungguh semua itu tlah hadirkan nelangsa yang
begitu menggelora dalam jiwa.



Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa
masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih
ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu,
majelis-majelis dzikir yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa.



Hidup ini ibarat belantara.Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan
memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan.
Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang
kita mau bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan
menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar
bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia
atau harus-harus yang lain.



Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua
pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak
sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan
benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya
apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak
terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.



Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu Rizki, jabatan,
kedudukan pasti akan Allah sampaikan.Tetapi apa yang memang bukan milik
kita, ia tidak akan kita bisa miliki, meski ia nyaris menghampiri kita,
meski kita mati-matian mengusahakannya.



"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah
bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan
berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS
Al-Hadid ;22-23)




Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh.Kadang kita tak
sadar mendikte Allah tentang jodoh kita,bukanya meminta yang terbaik
dalam istikharah kita tetapi benar-benar mendikte Allah: Pokoknya harus
dia Ya Allah. harus dia, karena aku sangat mencintainya. Seakan kita
jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan pakasa.Dan akhirnya
kalaupun Allah memberikanya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi
Allah tak mengulurkanya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkanya
dengan marah karena niat kita yang terkotori.



Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah :



".. Boleh jadi kalian membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagi
kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagi kalian.Allah Maha mengetahui kalian tidak mengetahui." (QS.
Al-Baqarah 216)




Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa
berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus
benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu didunia ini
harus benar-benar perlu bila ada relevansinya dengan harapan kita akan
bahagia di akhirat. Karena seorang mukmin tidak hidup untuk dunia
tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di
akhirat kelak!



Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!

Sebuah renungan untukku, kau, dan kita semua

Hidup adalah sebuah arena panjang pembelajaran serta ujian. Dalam
kehidupan kita akan disuguhkan dengan berbagai kejadian dan persoalan
yang mengharuskan kita untuk belajar, memilih, dan memutuskan.
Tentunya untuk melewatinya kita memerlukan sesuatu yang disebut
“ilmu”. Layaknya semua pusat pembelajaran yang ada, pusat
pembelajaran raksasa yang bernama “Dunia dan Kehidupan” ini juga
memiliki visi & misi. Visi & misi ini tentuya ditujukan untuk
menjadi patokan, atau standar kelulusan bagi para peserta didik yang
berada di dalam pusat pembelajaran ini.





Dan
Aku tidak menciptakan
jin
dan
manusia
melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.”
(QS. 51:56)



Firman
Allah diatas dengan jelas menunjukkan tujuan keberadaan jin dan
manusia di dalam pusat pembelajaran raksasa ini, yaitu untuk
menyembah Allah. Dengan kata lain, untuk bisa lulus dari pusat
pembelajaran ini patokannya sangatlah jelas. Kita harus berusaha
sebaik-baiknya dalam menyembah dan mematuhi Allah untuk bisa lulus
dengan predikat yang memuaskan.



Dunia telah meluluskan begitu banyak
angkatan, banyak yang lulus, banyak pula yang gagal. Namun diantara
semua angkatan yang pernah ada, ada satu angkatan yang sangat luar
biasa dan fenomenal, sehingga dikatakan sebagai angkatan terbaik yang
pernah ada. Mereka adalah generasi Rasulullah SAW dan para
sahabatnya. Bahkan Allah sendiri sampai memuji mereka dalam kitab
pedoman kehidupan (Al-Qur’an). Firman Allah:



Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. 3:110)



Luar biasa bukan, bagaimana Allah
memuji mereka. Tentunya hal ini dengan sangat jelas menunjukkan
kualitas mereka yang sangat teruji. Dan, sebagaimana halnya lembaga
pendidikan dimanapun, ketika seseorang atau suatu angkatan dikatakan
sebagai yang terbaik yang pernah ada, tentunya mereka telah berhasil
memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan sehingga mereka bisa lulus
dengan predikat terbaik.



Disinilah perlunya kita, sebagai salah
satu diantara sekian banyak peserta didik di pusat pembelajaran ini
untuk mencontoh teladan terbaik yang telah disebutkan Allah, yaitu
generasi Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya. Sehingga diharapkan,
jika kelak tiba saatnya bagi kita untuk meninggalkan pusat
pembelajaran ini, kita dapat keluar sebagai lulusan yang walaupun
bukan terbaik, namun setidak-tidaknya baik dan memenuhi kriteria
untuk lulus dari pusat pembelajaran ini.



Namun sayangnya, seringkali kita lupa
bahwa kita hidup dan berinteraksi dalam sebuah pusat pembelajaran.
Sehingga, seringkali kita terlena dengan hal-hal yang sebetulnya
tidak urgen, namun cukup menggoda. Layaknya seorang pelajar SMA yang
lupa pada tugas utamanya untuk belajar di sekolah karena ia terlalu
asyik bermain di rental PS di sebelah sekolahnya. Seperti itulah kita
sering menempatkan diri kita dalam kehidupan ini.



Standar yang kita pakai dalam menilai
kehidupan ini seringkali rancu dan tidak sesuai dengan “pedoman
pembelajaran” yang telah ditetapkan oleh Allah. Bahkan
alasan-alasan yang digunakan sebagai pembenaran terhadap standar yang
rancu itu pun, lagi-lagi tidak jauh berbeda dengan alasan para
pelajar SMA ketika mereka mengatakan bahwa “masa SMA adalah masa
senang-senang, masa muda yang harus kita nikmati sepuas-puasnya.
Mumpung kita masih muda”. Begitu pula alasan yang seringkali kita
pakai dalam kehidupan, “hidup ini hanya sekali, untuk apa dibikin
susah. Mari kita nikmati sepuas-puasnya”



Semboyan-semboyan seperti diatas inilah
yang sering melenakan kita dalam tugas kita sebagai peserta didik
kehidupan. Sehingga menimbulkan orientasi yang tidak jelas dalam
pencapaian tujuan kita di dunia. Tujuan kita tidak lagi sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan, melainkan sekedar tujuan-tujuan
“musiman” yang kebetulan sedang trend di pusat pembelajaran ini.



Seperti bagaimana maraknya kita lihat
teman-teman kita sesama peserta didik seringkali justru menjadikan
kekayaan, kecantikan, jabatan, dan hal-hal lain yang sebenarnya
hanyalah suatu event “musiman” sebagai tujuan keberadaan mereka
di dunia. Ini menyebabkan mereka lupa bahwa tujuan utama keberadaan
mereka di pusat pembelajaran ini adalah untuk beribadah kepada Allah
SWT. Akibatnya, banyak kita temukan peserta didik yang stress akibat
salah kaprah terhadap tujan keberadaaanya di lembaga pendidikan ini.
Mereka terombang-ambing dan kehilangan tujuan ketika event musiman
yang mereka jadikan tujuan akhir sudah berakhir musimnya.



Penyebab kenapa sampai terjadi hal ini
adalah karena pemilihan teladan yang salah oleh para peserta didik di
dunia ini. Karena, sebagaimana ada lulusan atau generasi terbaik.
Banyak juga generasi-generasi yang buruk atau bahkan bisa dibilang
yang terburuk yang pernah berada di pusat pembelajaran ini. Mereka
adalah generasi-generasi gagal yang tidak mampu memenuhi tujuan utama
keberadaan mereka di dunia. Bahkan mereka lebih terlena untuk
menjadikan event-event musiman di dunia ini sebagai tujuan utama
mereka.



Namun ironisnya, sebagaimana “the bad
boy” cukup disegani dan diikuti oleh para pelajar SMA, begitu pula
para generasi terburuk ini sangat disegani dan seringkali
dielu-elukan, bahkan diikuti oleh peserta didik pusat pembelajaran
yang bernama kehidupan ini. Mereka terlena oleh image “sementara”
yang menggambarkan para “the bad boy” sebagai sosok-sosok yang
keren dan sukses dalam kehidupannya. Walaupun kebenaran yang
sesungguhnya adalah jauh dari semua image tersebut, namun lagi-lagi
sebagaimana semboyan strategi pemasaran dan periklanan, bahwa “image
sangat menentukan”.



Firaun dan Qarun adalah dua diantara
sekian banyak “bad boy” dalam kehidupan dunia ini. Mereka adalah
dua orang yang dilaknat dan dikenakan azab langsung oleh Allah karena
“kenakalannya”. Namun, sayangnya seringkali kita lebih terlena
pada pencapaian-pencapaian “sementara” mereka di dunia
dibandingkan dengan kenyataan bahwa mereka telah gagal menempuh
pendidikan di pusat pembelajaran ini, sampai-sampai harus dikeluarkan
oleh Allah dengan cara yang paling tidak menyenangkan.



Inilah yang harus kita sadari, kita
lebih sering terlena dengan image dan hayalan-hayalan di benak kita
dibandingkan kenyataan yang seharusnya kita hadapi. Kita lebih sering
terlena dengan indahnya dan eksotisnya sebuah piramida, dibandingkan
kenyataan bahwa ia dibangun diatas darah dan nyawa para budak belian.



Ya... kita lebih sering terlena dengan
hayalan dan imajinasi kita dibandingkan dengan kenyataan yang
jelas-jelas terpampang di hadapan kita. Inilah yang menyebabkan kita
lebih menyukai ide-ide tentang pembangunan dibandingkan ketauhidan,
membuat kita lebih memimpikan kesejahteraan dan kekayaan dibandingkan
dengan keimanan. Padahal seandainya kita mau bercermin pada
kenyataan, pembangunan, kesejahteraan, kekayaan, kecantikan, harta,
pangkat, jabatan, semua itu tidak akan mampu menjamin kelulusan kita
dari pusat pembelajaran dan ujian yang bernama kehidupan ini.



Bukankah Firaun layak mendapat gelar
bapak pembangunan dunia, karena kesuksesannya dalam pembangunan
kerajaannya, bukankah piramida menjadi salah satu dari tujuh
keajaiban dunia. Sebuah bangunan yang begitu megah dan begitu kokoh
hingga masih tetap berdiri tegak meskipun sudah berumur ribuan tahun.
Namun itu juga tak membuatnya mampu lulus dengan predikat yang baik
dari kehidupan ini. Ia justru menjadi salah seorang yang mendapat
predikat terburuk akibat kecongkakan yang ia pupuk diatas pembangunan
yang ia elu-elukan.



Begitu juga dengan Qarun, bukankah ia
merupakan salah seorang yang paling sukses masalah kekayaan.
Sampai-sampai kunci gudang kekayaannya pun tak mampu diangkat oleh
sepuluh orang yang paling kuat di masanya. Namun itu juga tak
membuatnya lulus dengan predikat baik, justru malah menjerumuskannya
ke dalam keburukan. Sehingga ia diazab Allah dengan ditenggelamkan ke
dalam bumi.



Lalu bagaimanakah agar kita bisa lulus
dengan predikat yang baik dari pusat pembelajaran ini, ketika semua
hal yang seringkali kita elu-elukan atau kita banggakan tak mampu
menjamin kelulusan kita. Jawabannya sangatlah mudah, bukankah telah
jelas bagi kita contoh-contoh generasi terbaik, lulusan-lulusan
terbaik. Bukankah telah jelas pula contoh-contoh generasi terburuk,
yang alih-alih lulus justru malah mendapat azab dari Allah SWT. Kini
tinggal kita yang menentukan, kita mau menjadi yang seperti apa...
karena dunia ini hanyalah sebuah pusat pembelajaran, bagaimana kita
mau berlaku di dalamnya adalah keputusan kita pribadi. Namun
seandainya lulus dengan predikat terbaik yang menjadi pilihan, maka
sesungguhnya Iman dan Ketaatan adalah sebuah keniscayaan.
(wallau a'lam)





Sebuah renungan
untukku, kau, dan kita semua





Zulfikri Ali Ma'sum

Proposal Nikah

Latar Belakang
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".
Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).
Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga¡¨, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.
Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di  majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.
Dasar Pemikiran
Dari Al Qur¡¦an dan Al Hadits :
  1.  "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).
  2. "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
  3. ¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
  4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
  5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
  6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
  7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
  8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
  9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
  10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
  11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
  12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
  13. Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14. Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
  14. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
  15. "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah  (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
  16. "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
  17. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
  18. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
  19. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
  20. Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).
  21. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani).
  22. Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
  23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).
Tujuan Pernikahan
  1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
  2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
  3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
  4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
  5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
  6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
  7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)
Kesiapan Pribadi
  1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ¡§Man Jadda Wa Jadda¡¨ (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
  2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
  3. Termasuk  tathhir (mensucikan diri).
  4. Secara materi, Insya Allah siap. ¡§Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya¡¨  (Qs. At Thalaq (65) : 7)
Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
  • Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
  • Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
  • Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
  • Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
  • Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik
Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
  • Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
  • Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari  manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
  • Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
  • Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.
Memperbaiki Niat :
Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.
Niat Ketika Memilih Pendamping
Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).
"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).
Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).
Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ¡§Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan
Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).
Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..
Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.
Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),
Meraih Pernikahan Ruhani
Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.
Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS  PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)
Penutup
"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"
====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu  tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."
====================================
Maraji / Referensi :
  1. Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
  2. Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
  3. Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
  4. Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
  5. Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
  6. Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
  7. Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
  8. Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
  9. Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
  10. Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.